Punya Bisnis Pakaian? Yuuk Kelola dengan Baik Persediaan Barang Kita
Punya Bisnis Pakaian ??
Yuuk Kelola Dengan Baik Persediaan Barang Kita
Belajar dari pengalaman seorang teman yang memiliki bisnis
pakaian pada salah satu pusat perbelanjaan di bilangan Tanah Abang-Jakarta,
yang kala itu usahanya mengalami penurunan hanya gara-gara salah strategi dalam
mengelola persediaan barang. Saat itu model pakaian babydoll (pakaian tanpa
lengan dengan bagian bawah yang mengembang) sedang trend dan toko miliknya
sempat kewalahan memenuhi banyaknya permintaan konsumen atas pakaian dengan
model tersebut. Karena terlalu bernafsu mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan
trend pakaian saat itu, guna memenuhi permintaan, akhirnya diputuskan memakai
hampir setengah dari seluruh modal yang dimiliki untuk kulakan pakaian
babydoll.
Nah, setelah 3-4 bulan, ternyata muncul model pakaian
terbaru dengan peminat yang lebih banyak. Karena sebagian besar modal sudah
terpakai, alhasil model pakaian yang sedang trend saat itu tidak dapat terbeli
persediaannya. Ditambah lagi, persediaan pakaian dengan model babydoll masih
cukup banyak, padahal konsumen sudah mulai enggan untuk membeli karena dianggap
ketinggalan jaman. Jika sudah demikian, bingung bukan ? Dari cerita tersebut,
tentu ada pelajaran yang bisa dipetik. Ternyata dalam bisnis pakaian juga perlu
dipikirkan bagaimana strategi atau cara mengelola persediaan barang (pakaian)
dengan benar sehingga keuntungan optimal dapat diraih dari setiap trend pakaian
yang muncul.
Memang, persediaan barang dagangan yang pas akan mendukung tingkat
penjualan dan keuntungan
yang diinginkan. Sudah tentu, sebagai pelaku bisnis pakaian,
sebaiknya bisa memperkirakan seberapa besar persediaan yang perlu dipersiapkan
bukan ? Persediaan yang pas atau optimal bukan berarti harus banyak ataupun harus
komplit lho...
Persediaan yang pas ini harus mempertimbangkan kemampuan
jual barang di toko. Tentunya untuk bisnis pakaian, trend akan menjadi tolok
ukur dalam memenuhi Memang, persediaan barang dagangan yang pas akan mendukung tingkat
penjualan dan keuntungan yang diinginkan. Sudah tentu, sebagai pelaku bisnis
pakaian, sebaiknya bisa memperkirakan seberapa besar persediaan yang perlu
dipersiapkan bukan ? Persediaan yang pas atau optimal bukan berarti harus
banyak ataupun harus komplit lho....
Persediaan barang yang berlebih, jutru akan menghambat
perputaran modal. Seperti yang digambarkan dalam cerita diatas ya... Lalu,
bagaimana cara yang pas untuk mengatur persediaan barang (pakaian) ?
Nah, dalam kesempatan kali ini, akan dibahas bagaimana
menyiasati jumlah persediaan pakaian yang pas atau optimal. Caranya sebagai
berikut :
1. Kelompokkan barang
dagangan sesuai dengan tingkat lakunya.
Tentu kita tahu mana barang yang sangat laku dan mana yang
kurang laku. Nah, coba atur barang kita dalam 3 kelompok berdasarkan tingkat
lakunya, yaitu :
- Sangat laku, barang yang sedan trend, sering diiklankan dan dipajang. Misal, gamis Syahrini yang pernah booming di hari lebaran tahun ini.
- Laku, biasanya adalah barang yang menjadi kebutuhan banyak orang yang tidak ditentukan waktu atau musim. Misal, pakaian dalam atau daster
- Kurang laku, barang yang masa trend-nya sudah lewat atau barang yang jarangdibutuhkan. Misal, topi atau syal.
2. Kelompokkan barang
dagangan sesuai dengan tingkat keuntungan
Selain mengelompokkan barang berdasarkan tingkat laku, kita
juga perlu mengelompokkan barang berdasarkan tingkat keuntungannya, yaitu :
- Untung besar
- Untung sedang
- Untung kecil
Nah, setelah kita kelompokkan sesuai dengan tingkat laku dan
tingkat keuntungan, mari kita lihat rumusan jumlah kulakan atau persediaan
barang seperti dibawah ini :
Bagaimana menggunakan rumusan diatas yah ? Mari kita ambil
contoh dari beberapa kolom di atas :
- Untuk barang yang kurang laku dan untung kecil, kita bisa kulakan 1 kali dari kemampuan jual per satuan waktu. Misal, kemampuan jual kita hanya 10 topi per minggu, berarti persediaan barang yang harus ada juga harus 10 topi.
- Berbeda dengan barang yang laku dan untung kecil. Barang (pakaian) yang harus disediakan adalah 1½ dari kemampuan jual kita. Mengapa lebih banyak ?
- Barang yang laku akan memungkinkan terjadinya ledakan permintaan dari konsumen. Ditambah lagi, kita juga harus mengantisipasi terjadinya keterlambatan atau kelangkaan barang di grosir atau supplier.
- Sedangkan untuk barang yang sangat laku namun untung kecil, kita bisa kulakan 2 kali dari kemampuan jual. Misal, kita biasa jual 10 gamis per minggu, maka persediaan yang harus dipersiapkan adalah 20 gamis untuk seminggu.
3. Kenali kemampuan
jual barang dalam satuan waktu (hari atau minggu)
Ingat !! Setiap jenis barang atau pakaian tentu memiliki
umur jual yang berbeda tergantung dari trend yang sedang terjadi. Untuk produk
pakaian biasanya memiliki umur jual 3 bulan bahkan bisa lebih cepat. Jika suatu
model pakaian mengalami lonjakan penjualan selama 4 minggu, kita perlu
melakukan pertimbangan dalam penyediaan barang lagi. Jangan langsung membeli
barang tersebut dengan jumlah yang sama atau bahkan lebih banyak. Untuk pembelian
berikutnya, kita bisa mengurangi setengah dari stok 4 minggu sebelumnya, dan
begitu seterusnya.
Mudah bukan cara mengatur persediaan toko pakaian? Ingat,
persediaan yang berlebih akan
merugikan, karena banyak modal yang tertumpuk. Begitu pula sebaliknya,
persediaan yang terlalu sedikit juga akan membuang kesempatan untuk memperoleh penjualan
yang lebih besar.
Penulis merupakan
penggiat dan pemerhati masalah-masalah UMKM. Sampai saat ini terus mengisi
kegiatan pelatihan para pengusaha UMKM. Penulis dapat dihubungi via email :
monocinde@gmail.com
HP 085322879799
Tidak ada komentar